Selasa, 06 November 2012


  
BY _ NOVAYANTI MURDANINGSIH  (030112a063)
 
Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya, ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk. Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Misalnya, pada awal persalinan ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran berjalan lamban maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi miring.
Ada 4 posisi melahirkan. Masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sendiri.

PILIHAN POSISI MELAHIRKAN UNTUK IBU
1.        POSISI BERBARING atau LITOTOMI
Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.
a)   Kelebihan :
Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya.
b)   Kelemahan :
Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/ berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu.

2.        POSISI MIRING atau LATERAL
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. 
Kelebihan:
Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan:
Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi

3.        POSISI JONGKOK
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.
Kelebihan:
Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.
Kekurangan:
Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.

4.        POSISI SETENGAH DUDUK
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.
Kelebihannya:
Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.
Kelemahan:
Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama.

Hal-hal yang Banyak Ditanyakan Seputar Persalinan
Perubahan-perubahan apa yang terjadi pada rahim menjelang kelahiran?
a)       Pada kehamilan pertama, pada umur kehamilan >32 minggu janin turun ke bawah dan kepalanya masuk ke ruongga panggul. Ibu akan merasa bernafasnya lebih longgar, tidur lebih enak dan lebih sering kencing karena janin makin menekan kandung kencing ibu. Pada kehamilan kedua dan selanjutnya, biasanya kepala baru turun menjelang kelahiran.
b)       Ibu sering merasa sakit seperti kram di perut bagian bawah, karena rahim sediki t teregang. Rasa kram ini timbul berulang-ulang tetapi tidak teratur.
c)       Alat kelamin akan menjadi lebih basah atau lembab.

Apakah tanda-tanda ibu akan melahirkan ?
a)       Timbulnya rasa mules dari panggul belakang ke arah depan, mula-mula lemah dan jaraknya panjang, selanjutnya berangsur-angsur menjadi semakin kuat dan jaraknya semakin pendek dan menjadi  teratur bila saat melahirkan tiba.
b)       Rahim terasa kencang bila diraba, terutama saat mules.
c)       Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir
d)      Keluarnya cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir

Bagaimana persalinan berlangsung ?
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
Kala 1  :    Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm2.   
Kala 2 : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his (mules) di tambah dengan  kekuatan mengejan mendorong janin keluar hingga lahir3.   
Kala 3  :  Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
Kala 4  :  Mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam

Bagaimana terjadi pada pembukaan jalan lahir ?
Pembukaan jalan lahir terjadi karena adanya gerakan otot rahim yang teratur dan menyebabkan rasa mules, yang makin lama makin kuat, lama dan sering. Pada kelahiran anak pertama, pembukaan jalan lahir sampai lengkap berlangsur 12 – 18 jam. Pada kelahiran anak kedua dan seterusnya, pembukaan ini biasanya lebih cepat, yaitu 6- 8 jam dari sejak timbulnya rasa mules sampai bayi lahir.

Apa yang perlu dilakukan ibu sejak merasa mules?
Yang perlu dilakukan oleh ibu adalah :
õ Berusaha kencing sesering mungkin agar pembukaan jalan lahir tidak tergangu, karena kandung kencing
   yang penuh akan menekan rahim sehingga gerakan otot rahim terganggu.
õ Berjalan-jalan ringan bila masih mungkin
õ Bila rasa mules bertambah, tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut
õ Menghindari mengejan bila pembukaan jalan lahir belum lengkap
õ Makan dan minum diantara mules seperti biasa kalau memungkinkan,kalau tidak minum saja cukup.

Bagaimana posisi mengejan yang baik ?
õ Posisi yang baik untuk mengejan adalah sesuai dengan keinginan dan kenyamanan ibu, tapi ada beberapa posisi baik yang bisa dilakukan ibu pada saat mengejan, yaitu :
õ  Duduk atau setengah duduk, seringkali merupakan posisi yang paling nyaman, di samping memudahkan penolong persalinan dalam memimpin persalinan pada saat keluarnya kepala bayi, dan dalam mengamati perineum
õ  Menungging atau posisi merangkak, baik dilakukan bila ibu merasakan kepala bayi tertahan di punggungnya. Posisi ini juga bermanfaat pada bayi yang sulit berputar.
õ   Jongkok atau berdiri, posisi ini membantu turunnya kepala bila persalinan berlangsung lambat atau bila ibu tidak mampu mengejan.
õ  Berbaring pada sisi kiri tubuh, posisi ini nyaman dan mampu mencegah ibu mengejan ketika pembukaan belum lengkap
õ    Posisi yang tidak baik bagi ibu adalah berbaring lurus terlentang. Hal ini dapat menimbulkan penekanan pada pembuluh darah yang membawa darah untuk janin dan ibu, sehingga mereka akan memperoleh aliran darah dan oksigen yang lebih sedikit. Selain itu pada posisi ini ibu akan mengalam kesulitan dalam mengejan.

Apakah tanda bahwa pembukaan jalan lahir sudah lengkap ?
Bila pembukaan jalan lahir sudah lengkap, ibu merasa seperti akan buang air besar

Apa yang dilakukan ibu bila pembukan jalan lahir sudah lengkap ?
Bidan atau dokter akan meminta ibu mengejan seperti pada waktu buang air besar, setiap kali rasa mules timbul. Bila mules hilang, ibu dilarang mengejan. Ibu istirahat, ngambil napas,diselingi minum untuk rehidrasi.Setelah mengejan beberapa kali, kepala bayi akan terdorong keluar dan bayi akan lahir.Untuk anak pertama lama mengejan max.2 jam dan anak kedua dan seterusnya max 1 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar