BY _ NOVAYANTI MURDANINGSIH (030112a063)
Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang
dirasakan paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya,
ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk.
Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter
akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Misalnya,
pada awal persalinan ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran
berjalan lamban maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi
miring.
Ada 4 posisi melahirkan.
Masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sendiri.
PILIHAN POSISI MELAHIRKAN UNTUK IBU
1.
POSISI BERBARING atau LITOTOMI
Ibu
terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada
penopang kursi khusus untuk bersalin.
a)
Kelebihan :
Dokter
bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan
lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur
perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih
akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga apabila
terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter langsung bisa mengarahkan
pada posisi yang seharusnya.
b) Kelemahan :
Posisi
berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah
dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan
perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga
menyulitkan persalinan. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si
ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak
pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/ berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan
menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu.
2.
POSISI MIRING atau LATERAL
Ibu
berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat,
sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila
posisi kepala bayi belum tepat.
Kelebihan:
Selain
peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah
dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses
pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan
berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan:
Posisi
miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal
kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat melakukan
tindakan episiotomi
3.
POSISI JONGKOK
Biasanya
ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh
bayi.
Kelebihan:
Kelebihan:
Merupakan
posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga
ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.
Kekurangan:
Selain
berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan
karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya,
semisal episiotomi.
4.
POSISI SETENGAH DUDUK
Pada
posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha
dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.
Kelebihannya:
Sumbu
jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek.
Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.
Kelemahan:
Posisi
dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses
persalinan tersebut berlangsung lama.
Hal-hal yang
Banyak Ditanyakan Seputar Persalinan
Perubahan-perubahan apa yang terjadi pada rahim menjelang kelahiran?
a)
Pada
kehamilan pertama, pada umur kehamilan >32 minggu janin turun ke bawah dan
kepalanya masuk ke ruongga panggul. Ibu akan merasa bernafasnya lebih longgar,
tidur lebih enak dan lebih sering kencing karena janin makin menekan kandung
kencing ibu. Pada kehamilan kedua dan selanjutnya, biasanya kepala baru turun
menjelang kelahiran.
b)
Ibu sering
merasa sakit seperti kram di perut bagian bawah, karena rahim sediki t
teregang. Rasa kram ini timbul berulang-ulang tetapi tidak teratur.
c) Alat kelamin akan menjadi lebih basah atau lembab.
Apakah tanda-tanda ibu akan melahirkan ?
a)
Timbulnya
rasa mules dari panggul belakang ke arah depan, mula-mula lemah dan jaraknya
panjang, selanjutnya berangsur-angsur menjadi semakin kuat dan jaraknya semakin
pendek dan menjadi teratur bila saat melahirkan tiba.
b)
Rahim
terasa kencang bila diraba, terutama saat mules.
c)
Keluarnya
lendir bercampur darah dari jalan lahir
d)
Keluarnya
cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir
Bagaimana persalinan berlangsung ?
Proses persalinan
terdiri dari 4 kala, yaitu :
Kala 1 : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan
lengkap 10 cm2.
Kala 2 : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his
(mules) di tambah dengan kekuatan
mengejan mendorong janin keluar hingga lahir3.
Kala 3 : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
uri
Kala 4 : Mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
Bagaimana terjadi pada pembukaan jalan lahir ?
Pembukaan jalan lahir
terjadi karena adanya gerakan otot rahim yang teratur dan menyebabkan rasa
mules, yang makin lama makin kuat, lama dan sering. Pada kelahiran anak
pertama, pembukaan jalan lahir sampai lengkap berlangsur 12 – 18 jam. Pada
kelahiran anak kedua dan seterusnya, pembukaan ini biasanya lebih cepat, yaitu
6- 8 jam dari sejak timbulnya rasa mules sampai bayi lahir.
Apa yang perlu dilakukan ibu sejak merasa mules?
Yang perlu dilakukan oleh ibu adalah :
õ Berusaha kencing sesering mungkin agar pembukaan jalan
lahir tidak tergangu, karena kandung kencingyang penuh akan menekan rahim sehingga gerakan otot rahim terganggu.
õ Berjalan-jalan ringan bila masih mungkin
õ Bila rasa mules bertambah, tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut
õ Menghindari mengejan bila pembukaan jalan lahir belum lengkap
õ Makan dan minum diantara mules seperti biasa kalau memungkinkan,kalau tidak minum saja cukup.
Bagaimana posisi mengejan yang baik ?
õ Posisi yang baik untuk mengejan adalah sesuai dengan
keinginan dan kenyamanan ibu, tapi ada beberapa posisi baik yang bisa dilakukan
ibu pada saat mengejan, yaitu :
õ Duduk atau setengah duduk, seringkali merupakan posisi
yang paling nyaman, di samping memudahkan penolong persalinan dalam memimpin
persalinan pada saat keluarnya kepala bayi, dan dalam mengamati perineum
õ
Menungging
atau posisi merangkak, baik dilakukan bila ibu merasakan kepala bayi tertahan
di punggungnya. Posisi ini juga bermanfaat pada bayi yang sulit berputar.
õ
Jongkok
atau berdiri, posisi ini membantu turunnya kepala bila persalinan berlangsung
lambat atau bila ibu tidak mampu mengejan.
õ Berbaring pada sisi kiri tubuh, posisi ini nyaman dan
mampu mencegah ibu mengejan ketika pembukaan belum lengkap
õ Posisi yang tidak baik bagi ibu adalah berbaring lurus
terlentang. Hal ini dapat menimbulkan penekanan pada pembuluh darah yang
membawa darah untuk janin dan ibu, sehingga mereka akan memperoleh aliran darah
dan oksigen yang lebih sedikit. Selain
itu pada posisi ini ibu akan mengalam kesulitan dalam mengejan.
Apakah tanda bahwa pembukaan jalan lahir sudah lengkap ?
Bila pembukaan jalan lahir
sudah lengkap, ibu merasa seperti akan buang air besar
Apa yang dilakukan ibu bila pembukan jalan lahir sudah lengkap ?
Bidan atau dokter akan meminta ibu mengejan
seperti pada waktu buang air besar, setiap kali rasa mules timbul. Bila mules
hilang, ibu dilarang mengejan. Ibu istirahat, ngambil napas,diselingi minum
untuk rehidrasi.Setelah mengejan beberapa kali, kepala bayi akan terdorong
keluar dan bayi akan lahir.Untuk anak pertama lama mengejan max.2 jam dan anak
kedua dan seterusnya max 1 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar