Selasa, 23 Oktober 2012


Oleh : Nurul Dwi Rudyastuti

Tujuan Asuhan Persalinan Normal (APN)
  1. Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan & keamanan dlm memberikan pelayanan persalinan normal & penanganan awal penyulit beserta rujukannya
  2. Memberikan pengetahuan & ketrampilan pelayanan persalinan normal & penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas & sesuai dengan prosedur standar
Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik bagi penatalaksanaan persalinan dan kelahiran :
  1. Penolong yang terampil
  2. Kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta kemungkinan komplikasinya
  3. Partograf
  4. Episiotomi terbatas hanya atas indikasi
  5. Mengidentifikasi tindakan2 yang merugikan dengan maksud menghilangkan tindakan tersebut.
  • Penolong Yang Terampil
    Seorang pemberi asuhan yang profesional Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk:
  1. Menatalaksana persalinan, kelahiran dan masa nifas
  2. Dapat mengenali komplikasi-komplikasi
  3. Mendiagnosis, menatalaksana atau merujuk ibu atau bayi ke tingkat asuhan yang lebih tinggi jika terjadi komplikasi yang memerlukan intervensi di luar kompetensi pemberi asuhan
  4. Dapat melakukan semua intervensi dasar kebidanan
  • Kesiapan Menghadapi Persalinan dan Kesiapan Menghadapi Komplikasi
 Mendiagnosis dan menatalaksana masalah dan komplikasi dengan sesuai dan tepat waktu, Mengatur rujukan ke tingkat yang lebih tinggi bila diperlukan, Memberikan konseling yang berpusat pada ibu tentang kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta kesiapan menghadapi komplikasinya, Mendidik masyarakat mengenai kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta kesiapan menghadapi komplikasinya
  • Kesiapan Menghadapi Komplikasi
  1. Mengenali dan merespon tanda-tanda bahaya
  1. Menyusun rencana serta menentukan siapa yang berwenang untuk mengambil keputusan di saat keadaan darurat
  1. Membuat rencana untuk segera dapat mengakses dana (tabungan atau dana masyarakat)
  1. Mengidentifikasi dan merencanakan upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan darah atau donor darah dengan segera bila diperlukan. 

Asuhan Persalinan Normal (APN)


ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal
Praktek-praktek pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan persalinan normal meliputi :
  1. Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis.
  2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
  3. Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinandan nifas.
  4. Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya.
  5. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya, misalnya episiotomi, amniotomi, kateterisasi dan penghisapan lendir pada bayi baru lahir
  6. Penatalaksanaan aktif kala III dilakukan secara rutin sebagia upaya untuk mencegah perdarahan pasca persalinan
  7. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
  8. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya, termasuk dalam masa nifas dini, secara rutin. Asuhan ini, akan memastikan ibu dan bayinya berada dalam kondisi aman dan nyaman, pengenalan dini komplikasi pasca persalinan / bayi baru lahir dan mengambil tindakan yang sesuai kebutuhan
  9. Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yangmungkin terjadi selama masa nifas dan pada bayi baru lahir.
  10. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan

Melalui praktek asuhan Persalinan Normal secara rutin dan benar, diharapkan lebih banyak ibu dan bayi baru lahir dapat diselamatkan dari resiko atau bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Fokus Asuhan Persalinan Normal (APN) Mencegah :
1. Perdarahan post partum
2. Asfiksi bayi baru lahir/hipotermi
3. Infeksi
4. Partus lama

Dalam asuhan persalinan normal harus ada ALASAN yang kuat dan TERBUKTI BERMANFAAT bila akan melakukan intervensi terhadap proses persalinan yang fisiologis / alamiah. (WHO)


Oleh : Nanda Mustika

Senin, 22 Oktober 2012


 Oleh : Noviwulandari / 030112a064


A. Pengertian

            Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2001 ).

Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam ( Rustam Mochtar, 1998 ).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Prawirohardjo, 2001 ).
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1.   Passage (jalan Lahir)
Jailan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina dan entriotus (Lubang Luar Vagina). Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi  panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan.
Janin harus menyesuaikan dirinya terhadapap jalan  yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus di tentukan sebelum persalinan dimulai.
  1. Passanger (janin dan plasenta)
Passenger atau jalan bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interkasi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka dia juga dianggap sebagai bagianb dari passenger yang menyertai janin, namun plasenta jarang menghambat proses persalinan  pada kehamilan normal.
  1. Power (kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontaksi  involunter dan volenter secara bersamaan  untuk mengeluarkan janin dan  plasenta dari eterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dilmulainya persalinan. Apabila serviks berdilitasi, usaha volenter dimulai untuk mendorong yang disebut kekuatan skunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi invonlenter.

C. Sebab-sebab Mulanya Persalinan
            Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulanya kekuatan his. Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya persalinan.
1.      Teori keterangan
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang  dalam batas tertentu setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi  sehinggapersalinan dapat dimulai. Keadaan eterus yang terus membesar da menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot eterus.
2.      Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana ternadu penimbunan  jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan 2 buntu.
3.      Teori oksitosin internal
Dikeluarkan oleh kelenjar hipotise parst perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat menyebabkan terjadinya Braxton hiks.
4.      Teori prostaglandin
Sejak umtur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan.
5.      Teori Hipotalamus-ptuitari dan Gladula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensepalus, sering terjadi keterlambatan persalinan karena  tidak terbentuk hipotalasmus.
6.      Teori berkurangnya nutrisi
Demikian oleh hipokrates untuk pertamakalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

D. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
1.   Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteru menurun.
2.   perasaan seing-sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
3.   Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresi bertambah bisa bercampur darah.

E. Tanda-tanda Inpartu
1.   Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur keluar.
2.   Pada pemeriksaan dalam  serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

F. Tahapan Persalinan
         Menurut saifuddin (2006) persalinan dapat dibagi empat kala yaitu : kala 1
1.  Inpartu
Terdapat tanda-tanda persalinan :
a.       Pembukaan serviks 4 cm
b.      His adekuat (teratur minimal 2x dalam 10 menit selama 40 detik)
c.       Keluar lendir darah dari vagina
  1. Kemajuan Persalinan
Kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
  1. kemajuan persalinan bermaslah seperti :  partus macet/tidak maju, inersia uteri, dsb.
Kemajuan persalinan tidak sesuai  dengan partograf, melewati garis waspada.
  1. Kegawatdaruratan persalinan
Ditemukan tanda-tanda legawatdaruratan ibu atau bayi, bila tidak ditolong segera dapat menyebabkan kematian.
Kala II
  1. Kala II berjalan dengan baik
  2. kegawatdaruratan kala II
Adanya kemajuan penurunan kepala janin :
a.       Kondisi ibu dan janin yang butuh pertolongan segera seperti eklamasia
b.      Denyut jantung janin brakiadi/tarkiadi, penurunan bagian janin terhenti,karena kelelahan ibu dan lain-lain.
  1. Persalinan normal
Persalinan spontan melalui vagina, bayi tunggal,cukup bulan.
Kala III
Persalinan kala III normal
  1. Bayi telah lahir, plasenta lahir eksimum 30 menit pengeluaran darah  total lebih  dari 500 cc atau ibu tidak tampak pucat
  2. kontaksi uterus (+), membulat teramat keras
  3. tampak lati pusat bertambah panjang
  4. bayi tidak ada tanda-tanda kesulitan bernafas

kala IV
1.      Persalinan Kalil IV normal
a.       Pengeluaran darah total tidar lebih dari 500 cc
b.      Ibu tidak tampak pucat
c.       Kontraksi eterus (+), membulat teramat keras
d.      Tanda vital ibu dalam batas normal
2.      Involusi normal
a.         Posisi fundus uteri setinggi atau dibawah pusat, tonus uterus tetap berkontraksi.
b.         Pengeluaran darah tidak berlebihan
c.         Cairan tidak berbau
3.      Kalil IV dengan penyulit
a.         Sub involusi uterus, tonus tidak keras, posisi uterus diatas pusat
b.         Pengeluaran darah berlebihan (>500cc)
c.         Robekan jalan lahir
d.         Sebagian plasenta tertinggal
e.         Tanda virtal tidak normal.