Mengenal Tahap-Tahap Persalinan
Oleh Tri Nurhayati
Apa saja yang telah calon Mama persiapkan guna menyambut kelahiran
buah hati? Apakah calon Mama mengetahui proses persalinan serta
tanda-tanda jika sang buah hati telah siap melihat dunia luar? Idealnya,
setiap calon Mama telah mengetahui, sedikit atau banyak, tahu dari
pengalaman orang sekitar, membaca, atau dari menonton TV. Lalu apa saja
yang menjadi tanda-tanda persalinan yang sebenarnya harus diketahui
calon Mama?
KONTRAKSI RAHIM
Kontraksi rahim sebenarnya sudah sering terjadi sejak dua bulan
sebelum masa persalinan datang. Namun kontraksinya biasanya tidak terasa
sakit, frekuensi, dan lama kontraksi pun tidak teratur. Pada kontraksi
persalinan sesungguhnya, sifatnya lebih teratur, diawali dengan muncul
setiap 20 menit lalu akan lebih kuat, lama dan sering.
MUNCULNYA BERCAK DARAH
Lepasnya semacam “sumbatan” pada leher rahim menyebabkan kontraksi
muncul dengan bercak-bercak darah sebagai tanda persalinan.
Bercak-bercak darah terjadi sebelum ataupun sesudah kontraksi di awal
persalinan.
KELUARNYA CAIRAN KETUBAN
Cairan ketuban bisa keluar sebelum proses persalinan ataupun keluar
beberapa saat setelah kontraksi. Cairan ini tidak bisa dikontrol seperti
keluarnya air seni. Jadi, calon Mama akan merasakan ada cairan bening
yang keluar cukup banyak yang membasahi celana dalam.
Jika calon Mama mengalami salah satu dari ketiga tanda-tanda
tersebut, sebaiknya segera ke dokter. Namun biasanya sebagian dokter
meminta calon Mama untuk datang saat kontraksi berlangsung 10 menit
sekali, hal ini dikarenakan kemungkinan terjadi kontraksi palsu dan
janin calon Mama masih harus tinggal dalam rahim untuk beberapa hari
lagi.
Berikut ini adalah tahapan persalinan yang akan Mama jalani:
TAHAP PERTAMA
Tahap pembukaan adalah tahap pertama dari proses persalinan. Leher
rahim menjadi lembut, panjang leher rahim semakin memendek dan lentur.
Kelenturannya ini yang dapat mendorong vagina agar janin mudah
lewat. Proses persalinan dimulai dari pembukaan dengan lebar sekitar 2-3
jari atau sekitar 4-5 cm. Jika pembukaan sudah penuh, maka leher rahim
akan membuka sampai sekitar 10 cm untuk memungkinkan janin lahir. Pada
waktu leher rahim terbuka, janin terdorong ke panggul, sehingga
menyebabkan tekanan pada kandung kemih dan bagian belakang jalan lahir.
Saat seperti ini Mama diharapkan untuk mengejan. Jika kantung ketuban
belum pecah, maka akan segera dipecahkan, ini artinya Mama siap untuk
tahap kedua proses persalinan.
TAHAP KEDUA
Tahap ini adalah tahap dimana sudah terjadi pembukaan sempurna pada
leher rahim sehingga janin dapat melewatinya. Ini merupakan periode yang
seringkali menekan janin karena kontraksi terjadi sekitar 2-2,5 menit
atau bisa sampai 1 menit sekali. Setiap kali terjadi kontraksi maka
terjadi pemutusan pasokan oksigen ke janin, maka kontraksi yang lama
pada tahap ini dapat membahayakan janin. Oleh karena itu, maka jika
proses ini janin tidak juga mau keluar, maka dokter akan segera
melakukan operasi Caesar. Pada persalinan normal, setiap kontraksi akan mendorong janin ke arah luar mendekati vagina, setiap kali Mama mengejan maka janin pun akan maju sedikit. Guntingan episiotomi (guntingan di sekitar vagina)
dapat membantu melebarkan bagian yank akan dilalui oleh janin. Begitu
lahir, biasanya dokter menjungkirkan bayi dengan memegang kakinya
sehingga lendir atau cairan keluar dari saluran pernapasan, lalu bayi
akan berusaha bernapas dan menangis, tali pusat akan dijepit dan
digunting. Pengguntingan tali pusat memisahkan Mama dari sang bayi dan
memutuskan ketergantungan bayi untuk mendapatkan makanan dan oksigen
dari Mama. Paru-paru akan berkembang saat bayi menangis, fungsinya untuk
mengolah oksigen yang didapatkan dari pernapasannya.
TAHAP KETIGA
Kepala bayi telah keluar, kontraksi di rahim menyebabkan ari-ari atau
plasenta terpisah, sebagian dari plasenta mengikuti bayi sampai leher
rahim. Tahap ketiga pun dimulai. Ketika kepala bayi memasuki vagina, ada
beberapa dokter yang memberikan suntikan ergometrine lewat pembuluh darah balik (intravena)
untuk membantu rahim berkontraksi dan mengeluarkan plasenta. Pada saat
ini sekitar 150 ml darah biasanya akan keluar bersama plasenta. Di dalam
tahap ini ada beberapa kemungkinan komplikasi yang terjadi, tapi
umumnya adalah perdarahan setelah persalinan. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh rahim yang gagal mengerut kembali, tertinggalnya sisa
plasenta di rahim, placenta accreata (menempelnya sisa plasenta di otot rahim), serta robeknya leher rahim.
Tahap – tahap pada proses persalinan, baik tanda-tanda atau pun
gangguan-gangguan yang terjadi selama persalinan, diharapkan peran suami
sebagai calon Papa untuk terus selalu mendampingi calon Mama. Calon
Papa adalah teman terbaik bagi calon Mama yang sedang berjuang, ia akan
menjadi komunikator bagi calon Mama dan penolong persalinan bila perlu.